MISI KEMANUSIAAN KE ARAKAN (RAKHINE STATE) BURMA

Bagian 2

Agus Hasan Bashori

Waktu subuh dan Mentari pagi di “kota gagak” Sittwe

Alhamdulillah, selasa malam Rabu kami lalui dengan baik setelah belanja di toko Hape, makan malam, shalat berjamaah dan rapat. Sebelum tidur kita siapkan alarm untuk membangunkan sebelum subuh. Waktu subuh di Sittwe hari Rabu 1 Maret 2017 (2 J. Tsaniyah 1438) adalah sbb:

Yaitu terpaut 3 menit setelah Yangon:

Maka untuk shalat subuh kita tambah 12 menit sebab jadwal MWL ini mengacu pada sudut matahari -18°, yaitu tepat pukul 5:37, namun saat itu kita baru shalat subuh berjamaah jam 5: 45

Di pagi itu –juga di pagi-pagi selanjutnya- suara gagak sangat terdengar nyaring, karena jumlahnya banyak dan jaraknya dekat, begitu jendela kita buka kita melihat ada banyak burung gagak bertengger di parabola, atap, tembok, pohon bahkan kabel listrik. Selain burung gagak ada juga burung merpati dan burung-burung kecil. Kemudian yang menarik burung bangau/kunthul terbangnya tidak banyak dan tidak berbaris, mereka terbang dua, tiga, atau lebih secara berpencar, tidak lagi sesuai dengan ujaran jawa “ulubis kunthul baris”.

Setelah shalat subuh kita lanjutkan dengan wirid kemudian mengabadikan sunset dari jendela hotel Kiss lantai 4.

Menurut Jadwal matahari akan terbit pada pukul 6:38.

Ini kondisi matahari 7 menit sebelum waktu shalat subuh berakhir alias 7 menit sebelum matahari terbit yaitu pukul 6:31 waktu setempat.

Kemudian pada pukul 6:38 yang disebut sebagai jam terbit matahari, karena ada awan dan debu maka terlihat sebagai berikut yaitu warna merah pantulan bulatan matahari terlihat di atas ufuk yang gelap karena awan:

Lalu 4 menit setelah jadwal terbit, 6:41

Lalu 8 menit setelah jadwal terbit, 6:45:

Lalu 12 menit setelah jadwal terbit, 6:49

Lalu 16 menit setelah jadwal terbit, 6:53 (awal waktu shalat sunnah Syuruq/dhuha):

Lalu 20 menit setelah jadwal terbit, 6: 57:

Lalu 24 menit setelah jadwal terbit, tepat pukul 7:00.

Ikon Sittwe, Menara Jam Kuno

Tidak kita sadari ternyata hotel kita langsung menghadap menara jam Sittwe yang kuno, buatan Inggris pada saat menjajah Arakan dan Burma. Di ujung menara ada 4 penjuru mata angin, di arah selatan tertulis tahun 1887 M. menara jam ini terletak di halaman kantor polisi

Selain menara jam kuno yang sudah tidak berfungsi ini, juga ada menara jam Sittwe yang baru yang terletak di perempatan sebelah selatan mendekat ke arah bandara.

Nantikan laporan berikutnya tentang “memasuki Kamp Pengungsian (pengusiran) Sittwe dan perkampungan etnis muslim Rohingya beserta penderitaan mereka”. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *