MENUJU HATI YANG BERSIH

FENOMENA MATREALIS

Kebanyakan manusia sangat memperhatikan penampilan lahiriyah. Potensi tenaga, pikiran dan kekayaan dialokasikan pada penampilan jasadiyah. Tidak heran manakala penampilan mereka benar-benar menarik dan menakjubkan (al-Munafiqun:4). Sebagai orang mukmin kita tidak boleh silau dengan gaya hidup mereka yang glamour dan mewah, sebab mereka adalah orang-orang yang kehidupannya sempit dan meluncur menuju jurang kehancuran (Thaha: 124, al-Hadid: 20, Mariam: 74, Ghafir: 82)

GAYA HIDUP YANG BENAR

Gaya hidup yang benar adalah gaya hidup islami; yaitu membina dan merawat kehidupan materi dan ruhani sekaligus secara benar. Kita wajib memperhatikan penampilan ruhani sebagaimana perhatian kita kepada penampilan jasadi (al-A’raf: 26)

INTI AJARAN NABI ADALAH MEMBERSIHKAN HATI

Inti dan nilai manusia ditentukan oleh hati, oleh karena itu Allah mengutus Rasul-Nya untuk mewujudkan nikmat terbesar ini (Ali Imran: 164) Allah tidak melihat manusia dari sisi fisiknya, melainkan dari sisi hati dan amalnya (HR. Muslim: 34) Jika hati baik maka seluruh badannya akan menjadi baik pula (HR. Bukhari: 52, Muslim: 107) Iman seseorang tidak akan tegak kecuali jika hatinya tegak (al-Shahihah: 2841)

KECERDASAN DAN KESELAMATAN ADA PADA HATI YANG SEHAT

Diakhirat nanti yang selamat adalah orang yang hatinya bersih (asy-Syura: 88-89) Oleh karena itu yang disebut orang cerdas adalah orang yang mempersiapkan bekal akhiratnya (HR. Ahmad: 17164, Thabrani: 7141, Hakim: 7639, ia menshahihkannya dan dikuatkan oleh al-Dzahabi, Dhaiful Jami’: 4305, dihasankan Tirmidzi, didhaifkan Albani)

Dengan demikian slogan “akal yang sehat ada pada jasad yang sehat” adalah menyesatkan. Yang benar “akal yang sehat ada pada hati yang sehat”

PENYAKIT DAN PERUSAK HATI

  1. Syirik Akbar dan Asghar (al-An’am: 82, Sunan ibn Majah: 4204)

  2. Bid’ah (an-Nur: 63). Banyak orang yang ingin menyucikan hatinya dengan amalan-amalan bid’ah, padahal Nabi saw bersabda bahwa seburuk-buruk perkara dalam agama adalah bid,ah (al-Jami’ al-Shaghir: 2233, Shahih al-Jami’: 1353) Fudhai berkata: “Barang siapa bergaul dengan pelaku bid’ah maka Allah menimpakan kebutaan atasnya”

  3. Mengikuti hawa nafsu dan melakukan dosa-dosa (al-Jasiyah: 23, al-Muthaffifin: 14, Ali Imran: 106)

  4. Syubhat-syubhat (Ali Imran:7, an-Nisa’: 140)

  5. Ghaflah (an-Najm: 59-62, Yunus: 92 , al-A’raf: 205, al-Kahfi: 28)

KIAT MENUJU HATI BERSIH

Untuk mendapatkan nikmat terbesar ini perlu perjuangan keras dan panjang (al-Ankabut: 69)

  1. Mengisi dan mengobati hati dengan al-Qur’an (Yunus: 57-58, al-Isra’: 82, )

  2. Mahabbatullah (al-Baqarah: 165) Tanda dan bukti cinta kepada Allah adalah ittiba’urrasul (Ali-Imran: 31)

  3. Berdzikir pada Allah (ar-Ra’d: 28, al-Ahzab: 41-42, Ali Imran: 191) Usahakan agar senantiasa lisanmu basah karena dzikir (al-Jami’ al-Shaghir: 13658, Shahih al-Jami,: 7700)

  4. Taubat Nasuha (al-An’am: 122)

  5. Berdoa kepada Allah (al-An’am: 43)

  6. Sering mengingat mati dan akhirat (al-Kahfi: 110, Shahih al-Jami’: 1210, 4584)

  7. Membaca sirah salafussalih (Hud: 120)

  8. Bersahabat dengan orang-orang shalih (al-Kahfi: 9,Shahih al-Jami’: 7341)

(Pernah disampaikan pada acara bedah buku “Menuju Hati Yang Bersih” karya Syekh Khalid al-Mushlih, di Masjid A.Yani Malang pada hari Ahad 22 Ramadhan 1427 H)

Tertanggal 17 Agustus 2007

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *