Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
19 september 2017
www.agushasanbashori.com – Myanmar yang menjajah dan menindas bangsa Rohingya dan mengupayakan pembasmian masyarakat sipil Rohingya dengan dalih atau alasan bahwa mereka adalah teroris harus dimusnahkan dari Arakan/Rakhine.
Benarkah demikian? Ataukah itu hanya propaganda untuk mengelabuhi dan membodohi umat Islam pada khususnya dan umat manusia di dunia pada umumnya?
Berikut bantahan dari ARSA dalam surat resminya tertanggal 14 September 2017.
Pimpinan ARSA mengatakan:
““The conflict in arakan represents a detereriorating humanitarian crisis that ARSA is Deeply concerned about. some 400.000 people have fled violence, crimes, and horror that are inhuman, and beneath the dignity of all human beings. ARSA’s one month humanitarian pause as announced on 10 september is intended to encourage humanitarian actors to enter and assess this appalling situation and be able to provide assistance to where it is needed.
ARSA feels that it is necessary to make it clear thath is has no links with al-Qaedah, ISIS, Laskar E Taibah, or any transnational terrorist group, and we do not welcome the involvement of these groups in the Arakan conflict. ARSA call on states in the region to intercept and prevent terrorist from entering arakan and making a bad situation worse.
ARSA also wants it to be known by all states that is prepared to work with security agencies to support counter-terrorism effort in the region in order to prevent the infiltration of terrorist groups into arakan.
Terjemahannya:
Konflik di Arakan merupakan krisis kemanusiaan yang memburuk yang sangat diperhatikan ARSA. beberapa 400.000 orang telah melarikan diri dari kekerasan, kejahatan, dan horor yang tidak manusiawi, dan di bawah martabat semua manusia. Jeda kemanusiaan ARSA selama satu bulan seperti yang diumumkan pada tanggal 10 september dimaksudkan untuk mendorong pelaku kemanusiaan untuk memasuki dan menilai situasi yang mengerikan ini dan dapat memberikan bantuan ke tempat yang dibutuhkannya.
ARSA merasa bahwa perlu untuk menjelaskan bahwa tidak ada hubungan dengan al-Qaedah, ISIS, Laskar E Taibah, atau kelompok teroris transnasional manapun, dan kami tidak menyambut baik keterlibatan kelompok-kelompok ini dalam konflik Arakan. ARSA meminta negara bagian di wilayah tersebut untuk mencegat dan mencegah teroris memasuki Arakan dan membuat situasi buruk semakin buruk.
ARSA juga menginginkan agar diketahui oleh semua negara bahwa ia siap bekerja sama dengan badan keamanan untuk mendukung usaha anti-terorisme di kawasan tersebut guna mencegah penyusupan kelompok teroris ke Arakan.”
https://myanmar.liveuamap.com/pics/2017/09/15/21534288_0.jpg
Demikianlah penjelasan dari pimpinan ARSA.
Lalu siapakah sebenarnya ARSA?
ARSA hanyalah perlawanan rakyat Rohingya yang sudah terjajah selama 233 tahun, dan terus mengalami pemusnahan etnis secara bertahap dan kini memasuki tahap akhir. ARSA merasa memiliki hak untuk melawan penjajahan dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Myanmar terhadap bangsa Rohingya.
Silahkan baca dan tonton video “CNN: PERLAWANAN BERSENJATA GERAKAN YAKIN ROHINGYA”
https://www.youtube.com/watch?v=WMxBoVX_r44
5 Februari 2017 Agus Hasan Bashori Mereka berjalan tanpa alas kami, dengan membawa senapan dan sedikit senapan yang diklaim oleh pemerintah sebagai senjata curian. Ini isi dari sebuah video yang diambil dan dibagikan oleh sekelompok pemuda yang mengatasnamakan perlawanan rakyat Rohingya yang bertanggung jawab terhadap penyergapan dan pembunuhan aparat pemerintah Myanmar pada oktober 2016 lalu, di daerah pa;ing melarat dari propinsi negri yang paling melarat di dunia yaitu Myanmar. Mereka menamakan diri mereka dengan “Gerakan Yakin”. Dalam wawancara eksklusif yang didapat oleh CNN bahwa pemimpinnya mengaku memerangi pemerintah Myanmar mewakili bangsa Rohingya muslim yang tidak henti-hentinya mengalami penindasan (penjajahan) sejak waktu yang lama sekali (sejak 232 tahun yang lalu, sejak Raja Bodawpay dari Burma menjatuhkan kesultanan Arakan tahun 1784 M). Pemimpin gerakan Yakin berkata: “Kami telah menyerukan kepada dunia meminta tolong agar membantu mengembalikan hak-hak kami. Tidak ada reaksi apa apa. Kini kami langsung berurusan langsung dengan pemerintah Myanmar. Kami akan terus menyerang orang yang menindas kami. Sampai mereka mengembalikan kebangsaan (kewarganegaraan) kami.” Pemerintah Myanmar menolak bangsa Rohingya, hingga penggunaan istilah Rohingya tidak boleh. Pemerintah memaksa mereka untuk mengakui sebagai Bengali yaitu imigrap gelan dari Bangladesh. Pemerintah Myanmar memaksa ribuan Rohingya tinggal di kamp (perkemahan) pengungsi setelah rumah mereka dibakar dalam kerusuhan sectarian tahun 2012 di wilayah Rakhine. Karena putus asa maka ribuan berusaha melarikan diri dengan kapal apa adanya. Kemudian belakangn pimpinan gerakan Yakin muncul di video berjanji untuk melakukan perlawanan. Pemerintah Myanmar menudug kelompok yakin ini berhubungan dengan kelompok teroris luar negri. Juru bicara Myanmar mengatakan bahwa tidak ada alasan apapun untuk mengangkat senjata melawan pemerintah Myanmar, dengan alsan pemerintah sedang berupaya mencarikan solusi. Sejak aung san Suu Kiy menang pemilu tahun 2015, dia membentuk panitia resmi join dengan panitia PBB yang diketuai oleh mantan sekjen PBB kovi anan untuk mencari solusi soal Rohingya, tetapi kelompok Yakin mengklaim bahwa Aung Sa Suu kiy menelantarkan rakyatnya dengan menampakkan sedikit empatinya pada etnis Rohingya yang tertindas. Dan pemerintah melarang para wartawan pergi ke tempat-tempat pertikaian di wilayah Rakhine. Akan tetapi para pakar mengatakan bahwa ini adalah perlawanan bersenjata pertama kali sejak beberapa generasi yang lalu. Akibat operasi militer 9 oktober 2016 puluhan ribu (hampir 100.000) rakyat myamar lari menyelamatkan diri. Mereka menceritakan bahwa militer melakukan tindakan kejam dan jahat kepada warga sipil Rohingya. Sebagian pengungsi mengatakan kepada CNN bahwa mereka mendukung perjuangan gerakan yakin karena mereka berjuang untuk memperjuangkan haknya. Akan tetapi pengungsi yang lain menyatakan ketakutannya akan ada balas dendam dari kelompok bersenjata. Sebab peristiwa terakhir membuat hidup semakin buruk bagi warga yang sudah terpuruk tidak memiliki hak apa-apa. Silakan simak videonya Semoga Allah memperbaiki kondisi rakyat Rohingya.