5 PELAJARAN TERBESAR DAN AKTUAL DALAM IDUL ADHA 1441 H

Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Umm Malang

(Khutbah Idul Adha 1441 di Masjid Namirah Lamongan)

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لا إلَهَ إلّا اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الحمدُ.

اللهُ أَكْبَرُ مَا أَحْرَمَ حَاجٌّ وَاعْتَمَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا لَبَّى مُلَبٍّ للهِ وَذَكَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا دَعَا اللهَ دَاعٍ وَشَكَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا تَابَ تَائِبٌ واَسْتَغْفَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا طَافَ بِالبَيتِ العَتِيْقِ طَائِفٌ وَاسْتَلَمَ الحَجَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا سَعَى بَينَ الصَّفَا وَالـمَرْوَةِ سَاعٍ فَأَدْرَكَ الظَّفَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا وَقَفَ الحَجِيْجُ بَعَرَفَاتٍ وَصَفَوْا مِنْ الآثَامِ وَالكَدَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا ازْدَلَفَتْ الجُمُوعُ إلى مُزدَلِفَةَ وَالتَقَطُوا الحَصَى وَذَكَرُوا اللهَ عِنْدَ الـمَشْعَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا رَمَوْا جَمْرَةَ العَقَبَةِ وَاقْتَفَوا الأَثَرْ، اللهُ أَكْبَرُ مَا نَحَرَ الحُجَّاجُ وَحَلَقُوا وَتَحَلَّلُوا التَّحَلُّلَ الأَوَّلَ وَالأَكْبَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا ضَحَّى للهِ مُضَحٍّ وَنَحَر، اللهُ أَكْبَرُ مَا أَتَمَّ الحُجَّاجُ مَنَاسِكَهُمْ وَنَالُوا الَجزَاءَ الأَوْفَر.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, يَاآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ:

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Ini adalah hari raya kalian, yang telah dideklarasikan oleh Nabi Muhammad dari Madinah ibu Kota Negara yang dipimpin oleh Rasulullah , 1441 tahun yang lalu pada tahun 1 H, dengan megatakan:

إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ

Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari itu dengan dua hari raya yang lebih baik dari keduanya yaitu Idul adha dan Idul fitri.” (HR. Abu Daud, dari Anas ra)

Pada waktu Abu Bakar melarang dua jariyah (budak wanita/anak perempuan) Madinah berdendang dengan memukul duff (rebana) di rumah Aisyah di hari raya Idul adha, Rasulullah mengatakan:

دَعْهُمَا يَا أَبَا بَكْرٍ، فَإِنَّهَا أَيَّامُ عِيدٍ، إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا، وَهَذَا عِيدُنَا

Biarkan mereka wahai Abu Bakar, sesungguhnya itu adalah hari raya. Sesungguhnya setiap kaum punya hari raya, dan ini adalah hari raya kita.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasai, Ahmad, dari Aisyah ra).

Ya ahlal Islam!

Ini adalah hari raya kalian, maka mari kita bangga dengan hari raya ini. Sebab Allah swt telah menjadikan setiap umat Nabi itu memiliki mansak (jalan, ibadah, sembelihan kurban dan syiar) tersendiri dan menjadikan untuk umat Islam ini dua hari raya tahunan, hari raya Idul adha dan Idul fitri. Maka berbahagialah dan selamat bagi umat Islam dengan adanya dua hari raya ini.

Hari ini adalah hari jumat, hari raya umat Islam pekanan. Di sini berkumpul 2 hari raya , yaitu hari raya Idul adha berada di dalam hari raya Jumat. Maka hari ini adalah musim yang agung. Kebahagiaan yang berlipat.

Wahai umat Islam, umat tauhid, yang berbahagia: Sesungguhnya ini adalah keistimewaan yang tidak ada duanya di muka bumi ini. Perhatikan hari rayanya penduduk bumi maka Anda akan mendapatkan berdasarkan syariat Nabi Muhammad bahwa hari raya yang ada di penduduk bumi berkutat pada antara syirik dan kufur, antara maksiat dan dosa besar, antara kesia-siaan atau khurafat. Adapun hari raya Islam maka isinya adalah takbir, shalat, dzikir, dan menyembelih untuk Allah. Begitu pula saling berkunjung dan bersilaturrahim mengikuti ajaran Allah.

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Setiap umat punya mansak:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ

Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. Al-Hajj: 34).

Ibadallah, tahukan Anda apa yang Allah tetapkan di dalam mansak ini?

Pertama: Tauhid.

Menyembelih hewan kurban karena taat kepada perintah Allah dan di atas dasar penyebutan dan pengagungan nama Allah. Ini adalah syiar haji akbar dan syiar ibadah terbesar di hari raya Idul adha, hari terbesar secara mutlak dalam setahun yaitu hari 10 Dzulhijjah.

Di tanggal 10 Dzulhijjah sekarang ini berkumpul ibadah-ibadah besar yang tidak berkumpul di hari lainnya: para jamaah haji di hari ini melempar jamrah, menyembelih hadyu, dan mencukur rambut mereka, thawaf, dan sa’i. Sementara penduduk bumi lainnya bertakbir, berkumpul di mushalla (lapangan shalat Ied) melaksanakan shalat dan menyembelih kurban untuk Allah.

Sunguh hari ini (Yaum al-Nahr) hari yang paling agung secara mutlak di dalamnya ada ibadah kurban. Lalu apa maksudnya? Maksudnya adalah tauhid. Allah berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Maka shalatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah kurban.” (QS al-Kautsar: 2) artinya sembelihlah kurban atas nama Allah. Oleh karena itu Rasulullah menyebut bismillah dan bertakbir sebagaimana perintah Allah dalam surat al-Kautsar di atas. Maka menyembelih kurban, mengalirkan darah hewan kurban karena Allah adalah ibadah besar lebih agung dari pada bersedekah dengan harganya (uangnya). Mengapa demikian karena menyembelih hewan kurban ini untuk mengagungkan Allah dan mentauhidkan Allah. Sementara diantara dosa syirik adalah menyembelih untuk makhluk untuk mengagungkan makhluk apakah jin atau arwah orang besar yang telah wafat. Jadi ibadah tauhid kita terbesar di hari ini setelah shalat ied adalah menyembelih dengan mengucapkan: bismillah wallahu akbar!

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Kedua: bersyukur kepada Allah

Allah berfirman:

لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ

Supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (QS. Al-Haj: 34)

Daging makanan manusia yang terbanyak adalah kambing, sapi dan onta. Kita menyembelih hewan-hewan kurban ini dengan menyebut nama Allah atasnya adalah bentuk pernyataan syukur kita atas nikmat-nikmat ini. Begitu pula Anda wahai hamba Allah ketika Anda menyembelih setiap tahun itu adalah rasa syukur Anda atas nikmat kehidupan, sebab Allah menghidupkan Anda hingga tahun ini maka Anda menyembelih kurban untuk-Nya, kemudian tahun depan Anda menyembelih lagi untuk-Nya, begitu seterusnya. Kemudian di dalam hewan kurban yang kita sembelih juga ada keberkahan besar. Ketika ibu-ibu dan anak-anak menghadiri shalat ied, maka mereka menghadiri kebaikan dan doa kaum muslimin, ketika kepala rumah tangga menyembelih maka seluruh anggota keluarganya sudah tercakup dalam hewan kurban tersebut.

Wahai hamba Allah, daging-daging ini tidaklah sampai kepada Allah, Allah tidak memerlukan kita dan daging kita:

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ (سورة الحج37)

Inilah yang sampai kepada Allah, tauhid dan ikhlash untuk Allah, bukan riya’, sum’ah atau mubahah (saling berlomba diantara manusia).

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Sebagaimana Jamaah haji, jika berihram mereka dilarang memotong rambut dan kuku, maka Allah menjadikanmu mirip dengan mereka yaitu dilarang memotong rambut dan kuku hingga Anda menyembelih hewan kurban Anda.

Allah berfirman untuk jamaah haji:

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ ( سورة الحج29)

Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran mereka.” (QS. Al-Hajj: 29)

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Ketiga: al-wala’ yang sempurna, yaitu melaksanakan perintah menyembelih anaknya untuk membuktikan cintanya hanya untuk Allah

فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ، وَنَٰدَيْنَٰهُ أَن يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ، قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ، إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْبَلَٰٓؤُا۟ ٱلْمُبِينُ

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu’ sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. Al-Shaffat: 103-106)

Saat kita berhari raya Idul adha, saat kita berkurban maka kita ingat Nabi Ibrahim as, yang tanpa ragu-ragu melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anak-nya sendiri yaitu Nabi Ismail as. Dengan tanpa ragu-rau beliau menjalankan pisaunya di leher putranya dan Allah langsung menggantinya dengan hewan kurban yang besar. Maka sembelihan ini adalah bentuk kepatuhan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah, dan Allah menjamin akan mengganti dengan ganti yang lebih baik.

Nabi bersabda

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لله عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ. (رواه أحمد: 21996. وقال الألباني : ” وسنده صحيح على شرط مسلم ” (السلسلة الضعيفة (1/62)) .

Ibadallah.

Keempat: al-bara` yang sempurna, yaitu berlepas diri dari apa dan siapa yang Allah berlepas diri darinya, walaupun Nabi Ibrahim harus dilempar ke dalam kobaran api:

Nabi Ibrahim as adalah imam kita, bukan hanya dalam kesetiaan dan ketaatan tetapi juga dalam kebencian dan permusuhan karena Allah:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذْ قَالُوا۟ لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُا۟ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةُ وَٱلْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥٓ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)

Allah pun menolong Nabi Ibrahim dalam sikapnya ini:

قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ، وَأَرَادُوا۟ بِهِۦ كَيْدًا فَجَعَلْنَٰهُمُ ٱلْأَخْسَرِينَ

Kami berfirman: ‘Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim’, mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” (QS. Al-Anbiya’: 69-70)

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Nabi Ibrahim adalah teladan kita dalam beragama, bertauhid, beribadah, berdakwah, beramar makruf nahi anil munkar melawan tiran di zamannya.

Bagi Nabi Ibrahim dan para Nabi lainnya, kalimah Allah, ayat-ayat suci atau wahyu Allah adalah yang tertinggi, berada di atas segala ucapan, aturan dan undang-undang. Maka perjuangan Nabi Ibrahim adalah “I’la’ kalimatillah”. Hal ini dilanjutkan oleh Nabi :

إِذْ يَقُولُ لِصاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْها وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (40 التوبة(

Nabi menegaskan:

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ العُلْيَا، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ” (متفق عليه)

Sehingga qaidah yang ditetapkan oleh Nabi:

«الإِسْلاَمُ يَعْلُو وَلاَ يُعْلَى»

Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya.” (HR. Daruquthni dan Baihaqi dari Aidz bin Amr al-Muzani ra, dihasankan a-Hafizh dalam al-Fath (3/220), al-Albani dalam Shahih al Jami’ (2778)

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Kelima: Agama Nabi Ibrahim ini yang diikuti oleh Nabi Muhammad disebut oleh Nabi Muhammad sebagai agama yang lurus dan mudah, toleran dan moderat, diantara semua agama yang ada, dan diantara sekte yang ada.

Nabi Muhammad bersabda:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ الْحَنِيفِيَّةُ، غَيْرُ الْمُشْرِكَةِ، وَلَا الْيَهُودِيَّةِ، وَلَا النَّصْرَانِيَّةِ وَلَا الْمَجُوسِيَّةُ، وَمَنْ يَفْعَلْ خَيْرًا فَلَنْ يُكْفَرَهُ.(فلن يعدم ثوابه، بل يجاوى عليه) (خ م ت حمَ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: ” الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ ” (حم، صحيح لغيره)

الْحَنِيفِيَّة: مِلَّة إِبْرَاهِيم، وَالْحَنِيفُ فِي اللُّغَة: مَنْ كَانَ عَلَى مِلَّة إِبْرَاهِيم، وَسُمِّيَ إِبْرَاهِيم حَنِيفًا لِمَيْلِهِ عَنْ الْبَاطِل إِلَى الْحَقّ , لِأَنَّ أَصْل الْحَنَف: الْمَيْل، (والحنيف عند العرب: من كان على دين إبراهيم على نبينا وعليه الصلاة والسلام، يراد بالحنيفية دين الإسلام الذي بعث به نبينا عليه الصلاة والسلام، فإنه يشارك دين إبراهيم في كثير من الفروع مع الاتحاد في الأصول)

وَالسَّمْحَة: السَّهْلَة، أَيْ: أَنَّهَا مَبْنِيَّة عَلَى السُّهُولَة،( لا كالرهبانية الشاقة علي النفوس) لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ} [الحج/78].فتح الباري (1/ 139)

Allah menyebut umat Islam pengikut millah Ibrahim ini dengan “khaira ummah”:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ[ص:آل عمران: 110]، قَالَ: «خَيْرَ النَّاسِ لِلنَّاسِ تَأْتُونَ بِهِمْ فِي السَّلاَسِلِ فِي أَعْنَاقِهِمْ، حَتَّى يَدْخُلُوا فِي الإِسْلاَمِ» (رواه البخاري)

Dan disebut “ummatan wasathan” (umat yang adil dan moderat):

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يَجِيءُ نُوحٌ وَأُمَّتُهُ، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى، هَلْ بَلَّغْتَ؟ فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ، فَيَقُولُ لِأُمَّتِهِ: هَلْ بَلَّغَكُمْ؟ فَيَقُولُونَ لاَ مَا جَاءَنَا مِنْ نَبِيٍّ، فَيَقُولُ لِنُوحٍ: مَنْ يَشْهَدُ لَكَ؟ فَيَقُولُ: مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُمَّتُهُ، فَنَشْهَدُ أَنَّهُ قَدْ بَلَّغَ، وَهُوَ قَوْلُهُ جَلَّ ذِكْرُهُ: وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَالوَسَطُ العَدْلُ ” (رواه البخاري عن أبي سعيد)

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Islam yang agung dan luhur ini, yang mengajarkan tauhid, menegakkan keadilan dan menyebar rahmat ini, sekarang sedang menghadapi tantangan dan ancaman dari segala arah; dari Barat yang sekularis dan kapitalis yang menjajah Bangsa Palestina dan Masjidil Aqsha, dan dari timur yang sekularis atheis atau dari pihak lainnya yang islamophobia dan tidak mau menerima Islam kaffah yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad .

Adanya Salam lintas agama yang menggantikan salam Islam atau mencampur Salam Islam dengan salam agama-agama lain, atau mengaitkan syiar islam atau pakaian syar’I dengan radikalisme dan terorisme, atau upaya mengganti kurikulum Islam karena dianggap fundamental dan radikal dan diganti dengan yang disebut sebagai islam moderat ala Barat adalah bukti kuat adanya serangan yang hebat terhadap islam dan umat Islam di Indonesia. Adanya upaya mengganti Ketuhanan yang Maha Esa yang sudah disepakati para pendiri bangsa dengan ketuhanan yang berkebudayaan yang jelas-jelas mereduksi pancasila, memarjinalkan agama, bisa memberikan peluang akan bangkitnya komunisme yang terlarang itu di Indonesia adalah petunjuk yang terang benderang tentang bangkitnya orang atau kelompok yang tidak suka kepada Tauhid dan agama Islam. Padahal ketuhanan Yang Maha Esa adalah hadiah dari umat Islam untuk bangsa Indonesia karena tanggal 18 Agustus mengalah dengan rela menghilangkan 7 kata dari Pembukaan Undang-Undang Dasar (Piagam Jakarta) yang berbunyi: “Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” hasil musyawarah-mufakat dalam rapat BPUPKI 22 Juni 1945, cukup ridha diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Oleh karena itulah MUI memelopori dalam menolak apa yang disebut dengan RUU HIP -atau apapun nama lainnya – karena tidak berguna bagi umat Islam dan justru membahayakan. MUI meminta agar umat Islam Indonesia tetap waspada dan selalu siap siaga terhadap penyebaran faham komunisme dengan pelbagai cara dan metode llicik yang mereka lakukan saat ini.

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Sikap yang diambil oleh MUI dan apa yang dihimbau oleh MUI dilanjutkan oleh para ulama, ormas Islam dan seluruh pesantren, serta elemen masyarakat di Indonesia yang setia dengan kesepakatan pendiri bangsa. Karena menyadari bahwa bahaya laten PKI akan lebih berbahaya dari pada pandemic covis-19 yang melanda dunia saat ini yang menyebabkan shalat kita jadi renggang-renggang seperti ini. Sebab pandemic Covid-19 hanya merusak fisik dan dunia kita, sementara bahwa laten PKI dan Sepilis merusak agama dan akhirat kita.

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Perlu diketahui bahwa Barat menyebut umat Islam sebagai radikal dan menyebut orang yang pro dengan mereka sebagai islam moderat.

Pasca serangan WTC 11 September 2001, Barat membagi muslim menjadi 4 kelompok:

1. Fundamentalis : menolak demokrasi dan kultur barat.

2. Tradisionalis: konservatis, curiga kepada modernitas dan perubahan.

3. Modernis (Moderat): menginginkan dunia islam bagian dari modernitas dunia barat (dari sini dibangun istilah moderat: Islam yang mengikut Barat.

4. Sekularis: memisahkan negara dari agama, atau agama adalah individu.

Tahun 2003 dimulai konspirasi penghancuran sistem pendidikan Islam di Indonesia. Memo Donald Rumsfeld (Menteri Pertahanan Amerika Serikat dari 2001 hingga 2006) pada 16 Oktober 2003 mengatakan: “AS perlu menciptakan lembaga donor untuk mengubah kurikulum Pendidikan Islam yang radikal menjadi moderat. Lembaga Pendidikan Islam bisa lebih cepat menumbuhkan teroris baru dibandingkan kemampuan AS untuk menangkap atau membunuh mereka.” (Republika, 3/12/2005)

The Asia Foundation (TAF) tercatat sebagai pengucur dana untuk reformasi kurikulum untuk memperkuat reformasi demokrasi dan liberalisasi. Di samping intervensi kurikulum pendidikan Islam di Indonesia, Barat pun berupaya mengintervensi kurikulum pondok-pondok pesantren.

Tahun 2004 Paramadina bekerja sama dengan TAF menerbitkan buku Fikih Lintas Agama. (Alhamdulillah saya sempat menulis buku bantahan dengan judul “Koreksi Tota Fikih Lintas Agma)

Kemudian ada juga Sosialisasi Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (CLD-KHI) versi DEPAG 4 Okt 2004 –yang isinya : Pelarangan Poligami – Melegalkan Nikah Mut’ah (Syiah) – Mensahkan Pernikahan Beda Agama – Perubahan Hukum Waris – Penetapan masa ‘iddah bagi laki-laki – Membolehkan Pernikahan tanpa Wali.

Walhasil MUI meneliti ada 52 ketentuan CLD-KHI yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah. Maka Majlis Ulama Indonesia, pada 29 Juli 2005 mengeluarkan fatwa: “Paham Sekularisme, Pluralisme Agama, dan Liberalisme, bertentangan dengan ajaran Islam, dan Umat Islam haram mengikuti paham-paham tersebut. “

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Selain Barat, komunis tidak mau kalah, mereka terus berupaya untuk bangkit kembali. Maka adanya RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang akan mengubah ketuhanan yang Maha Esa menjadi ketuhanan yang berkebudayaan, kemudian setelah ditolak rakyat secara massif muncul RUU BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang berpotensi menjadikan BPIP sebagai penafsir tunggal terhadap pancasila adalah sangat mengkhawatirkan umat Islam dan Bangsa Indonesia yang cinta kepada Ketuhanan Yang Maha Esa; Allah subhanahu wata’ala.

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah.

Jika sekarang tahun 2020 ada upaya merubah kurikulum pendidikan Islam menuju ke istilah Islam Moderat versi Barat Liberal atau ada upaya mengubah Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Ketuhanan yang berkebudayaan maka ini tidak bisa dipisahkan dari proses-proses sebelumnya yaitu sekularisasi Indonesia (ala Timur dan Barat) dan pelemahan umat Islam dan agama Islam.

Maka tidak ada solusi bagi umat Islam kecuali dengan:

  1. Kembali kepada konsep wasathiyah (moderat ) dalam islam itu sendiri yaitu konsep teologi wasathiyyah yang kuat dan mapan.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا (البقرة 143)

Menurut konteks ayat ini umat Islam bukan hanya sebagai umat wasathiyah yang berada di tengah dan toleran, melainkan umat Islam juga harus menjadi umat yang unggul (khaira ummah).

  1. Mengikut Fatwa para ulama dalam masalah keummatan.
  2. Menjadikan lembaga pendidikan kita dan Pesantren-pesantren kita mengajarkan wasathiyyah Islam dengan benar, dan mengkonter paham yan tidak benar apakah yang ekstrim seperti khawarij, Syiah Rafidhah maupun moderat ala barat kapitalis dan ala timur yang komunis yang sejatinya adalah liberal dan atheis.
  3. Meningkatkan dan mengoptimalkan peran media dan IT untuk mencerahkan masyarakat.
  4. Meningkatkan persatuan diantara umat Islam, dan ormasnya, dengan akidah tauhid yang kuat mencontoh Nabi Ibrahim as dan Nabi Muhammad , dan dengan perjuangan dan pengorbanan.
  5. Bersandar kepada Allah, bermunajat kepada Allah Yang Maha Perkasa yang Maha memuliakan sekaligus yang Maha menghinakan siapa yang Dia kehendaki.

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah.

Di akhir khutbah tidak lupa saya mengingatkan para ibu dan akhwat untuk terus berusaha bertakwa kepada Allah, menjaga aurat dan kehormatannya, berbakti kepada orang tua, taat kepada suami dan mendidik anak-anak dengan iman dan akhlak, agar dapat melanjutkan cita-cita luhur para pendiri Bangsa ini.

Allahu Akbar 3x, ma’asyirol muslimin rahimakumullah.

إِنَّ عِيْدَكُمْ هَذا وَافَقَ يَوْمَ الجُمُعَةِ، وَالوَاجِبُ عَلَى الـمُسْلِمِينَ إِقَامَةُ صَلَاةِ الجُمُعَةِ لِحَدِيْثِ أبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُعَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ، قَالَ:قَدِ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ، فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنَ الْجُمُعَةِ، وَإِنَّا مُجَمِّعُونَأَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ، وَابْنُ مَاجَه، وصححه الألباني.

فَمَنْ شَهِدَ صَلَاةَ العِيْدِ، جَازَ لَهُ أَلَّا يَشْهَدَ الجُمُعَةَ فِي المَسْجِدِ وَأَنْ يُصَلِّيَهَا ظُهْراً فِي بَيْتِهِ، فَإِنْ صَلَّى الجُمُعَةَ مَعَ النَّاسِ كَانَ أَفْضَلَ وَأَكْمَلَ لَهُ.

ثُمَّ اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ؛ فَقَالَ جَلَّ قَائِلاً عليمًا: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب:56].

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ، البَشِيْرِ النَّذِيرِ، وَالسِّرَاجِ الـمُنِيرِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَن الأربَعةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِّينَ: أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنْ التَّابِعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

اللهُمَّ أَعِزَّ الإسلامَ والمسلمينَ، وَأَذِلَّ الشِّركَ والمشركينَ، وَدَمِّرْ أعداءَ الدِّينِ، وَانصُرْ عِبَادَكَ الموحِّدينَ.

اللهُمَّ ادفَعْ عنَّا الغَلاءَ والرِّياءَ، وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلازَلَ والمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذا خَاصَّةً، وَعَن سَائِرِ بِلادِ المسلمينَ عَامَّةً يَا رَبَّ العالمينَ.

اللَّهُمَّ وَفِّقْ ولاة أَمورنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَاصِيَتِهِم لِلْبِرِّ وَالتَّقْوَى، اللَّهُمَّ أَتِمَّ عَلَيْهِم نِعْمَتَكَ بِالعَافِيَةِ وَالصِّحَّةِ وَالسَّلَامَةِ والهداية. اللَّهُمَّ احْفَظْ عَلَيْنَا إِيمَانَنَا، وَاحْفَظْ رِجَالَ أَمْنِنَا، وَارْحَمْ شُهَدَاءَنَا الأَبْرَارِ، وَاحْفَظْ الحُجَّاجَ فِي الـمَشَاعِرِ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *