Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
نهج البلاغة مقابل البلاغة العمرية
Tabayyun atau tatsabbut atau tahaqquq (verifikasi) dan taakkud (konfirmasi) dalam berita adalah penting agar kita tidak berbuat salah, zhalim dan menyesal. Sedangkan di dalam ilmu dan agama maka tatsabbut itu lebih penting lagi sebab akibatnya bisa lebih fatal. Oleh karena itu umat Islam yang dijadikan oleh Allah sebagai ummatan wasa than diberi keistimewaan sebagai umat yang agama dan ilmunya ber- sanad .
Di jaman salaf, tatsabbut dengan sanad sudah membudaya dalam talaqqi dan riwayat. Maka untuk menghidupkan kembali budaya tastabbut ini saya telah melakukan studi kritis terhadap konsep sanad yang ada dalam kitab Nahj al-Balaghah yang kesohor dan tersebar luas itu.
Kitab Nahjul Balaghah (kumpulan pidato, surat dan ucapan yang dinisbatkan kepada Imam Ali)adalah kitab yang diunggulkan oleh orang Syiah Rafidhah dan dianggap sebagai kitab “suci” dan dijuluki sebagai buku Puncak Kefasihan. Kitab ini ditulis oleh Syarif Radhi al-Baghdadi (Abu al-Hasan Muhammad bin Abi Ahmad al-Thâhir al-Husain ibn Musa Al-Abrasy ibn Muhammad al-A’raj ibn Musa (Abu Sabhah) ibn Ibrahim al-Ashghar ibn Imam Musa ibn Imam Ja’far al-Shâdiq, 359-406 H).
Sejak ia ditulis hingga hari ini sudah banyak menyedot perhatian para ulama Syiah yang mensucikannya; ada yang menerjemah, ada yang mensyarah, ada yang menelitinya dan menggali banyak kandungannya dari segala sisi, karena dianggap juga sebagai ensiklopedi Imam Ali.
Baca makalah: KITAB “SUCI” NAHJ AL-BALÂGHAH MENJADI PUSAT PERHATIAN ULAMA”.
https://www.gensyiah.com/kitab-suci-nahj-al-balaghah-menjadi-pusat-perhatian-ulama.html
Guru kami Syaikh Nashir al-Qifari dalam kitab Ushul al-Syi’ah 1/389 merasa heran dengan Syi’ah yang mensucikan Nahj al-Balâghah hingga menjadi kesepakatan semua Syi’ah, dan yang mengingkarinya menurut mereka sama dengan mengingkari Dharuriyyat (pokok agama). Kemudian beliau mengatakan: “Padahal kitab Nahj al-Balâghah cacat dalam sanad dan matannya. Dia dikumpulkan tiga abad setengah setelah meninggalnya Amirul mukminin (Ali bin Abi Thalib) tanpa sanad.”
Setelah saya sendiri menelitinya secara mendalam dalam disertasi yang berjudul “STUDI KRITIS KONSEP ILMU DALAM KITAB NAHJ AL-BALÂGHAH DAN RELEVANSINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI TINGKAT SEKOLAH DASAR” maka, kita mendapatkan bahwa kitab Nahj al-Balaghah ini tidak memiliki sanad dan tidak memiliki konsep sanad, dan kebanyakannya tidak memiliki sumber yang jelas dan valid. Lebih dari itu isinya justru menolak dan membenci para sahabat Nabi, dan istri-istri Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Baca makalah kami “STUDI KRITIS KONSEP SANAD KITAB NAHJ AL-BALAGHAH SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN BUDAYA TABAYYUN DALAM KEILMUAN ISLAM”
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/3658
https://issuu.com/el-harakah/docs/04-_studi_kritis_konsep_sanad_kitab
https://www.binamasyarakat.com/selamat-kepada-dr-kh-agus-hasan-bashori-lc-m-ag/
Bandingkan dengan kitab Balaghah Umariyyah (Kefasihan Sayyidina Umar radhiyallahu anhu) yang ditulis oleh guru kami Syaikh Muhammad Salem Khidher. Kitab ini benar-benar memuat ucapan-ucapan Khalifah Umar sebanyak 655 ucapan, yang dikelompokkan sesuai pengelompokan dalam kitab Nahjul Balaghah, yaitu menjadi 3 kelompok:
Syaikh Muhamad Salim Khidher membuat kritreria yang jelas, jika disebut secara bersanad maka ditulis “Rawahu”, dan jika disebut tanpa sanad maka ditulis “dzakarahu”.
Ucapan-ucapan Khalifah Umar yang fasih ini merupakan lautan ilmu yang sangat luas dan dalam.
Kitab Balaghah Umariyyah sangat berbeda dengan Nahjul Balaghah, karena perbedaan penulis dan manhajnya. Balaghah Umariyyah ditulis oleh Ahlussunnah yang dikenal dengan ciri sanadnya dan sambungnya ajaran kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sedangkan Nahjul Balaghah ditulis oleh syiah mu’tazilah yang dikenal dengan terputus sanadnya dari Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya (termasuk sahabat yang dari Ahlul Bait) dan terkenal pula permusuhannya kepada para sahabat Nabi khususnya khulafa’ Rasyidin sebelum Ali, dan membenci istri Nabi Aisyah Radhiyallahu anha.
Berikut ini adalh contoh kefasihan Umar, dari kitab Balaghah Umariyyah:
«قَدْ عَلِمْتُ مَتَى صَلَاحُ النَّاسِ وَمَتَى فَسَادُهُمْ إِذَا جَاءَ الْفِقْهُ مِنْ قِبَلِ الصَّغِيرِ اسْتَعْصَى عَلَيْهِ الْكَبِيرُ وَإِذَا جَاءَ الْفِقْهُ مِنْ قِبَلِ الْكَبِيرِ تَابَعَهُ الصَّغِيرُ فَاهْتَدَيَا»
“Saya mengetahui kapan manusia itu baik, dan kapan manusia itu rusak. Jika fiqih itu dating dari orang kecil maka yang besar sulit menerima. Jika dating dari yang besar maka yang kecil mengikuti sehingga keduanya mendapat hidayah.” No. 572. Sumber: Diriwayatkan oleh Ibn Abdil Bar, Jamik Bayan al-Ilmi Wa fadhlihi 1/615)
إِنَّ الْوَالِي لا يَصْلُحُ؛ إِلا بِأَرْبَعٍ – إِنْ نَقَصَ وَاحِدَةً لَمْ يَصْلُحْ لَهُ أَمْرُهُ -: قُوَّةٍ عَلَى جَمْعِ هَذَا الْمَالِ مِنْ أَبْوَابِ حِلِّهِ، وَوَضْعِهِ فِي حَقِّهِ، وَشِدَّةٍ لا جَبَرُوتَ فِيهَا، وَلِينٍ لا وَهَنَ فِيهِ
“Wali (Pemimpin/pejabat) itu tidak layak kecuali dengan 4 perkara, jika kurang satu saja maka tidak baik urusannya: kekuatan menghimpun uang dari pintu-pintunya yang halal dan meletakkannya pada haknya, dan ketegasan tanpa kesombongan (semena-mena) di dalamnya, dan kelembutan tanpa kelemahan di dalamnya.” No. 574. Sumber: Diriwayatakan oleh Al-Dinawari dalam al-Mujalasah wa Jawahir al-Ilm, 7/136)
«لَا يُصْلِحُ هَذَا الْأَمْرَ إِلَّا شِدَّةٌ فِي غَيْرِ تَجَبُّرٍ , وَلِينٌ فِي غَيْرِ وَهَنٍ»
“Tidak baik urusan (Khilafah/pemerintahan) ini kecuali dengan ketegasan tanpa kesombongan (semena-mena), dan kelembutan tanpa kelemahan di dalamnya.” No. 556. Sumber: Diriwayatkan oleh Abu Yusuf dalam al-Kharaj, 131, Ibn Sa’ad dalam al-Thabaqat 3/344, Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf (31211), al-Baladziri dalam Ansab al-Asyraf 10/419; al-Khallal dalam al-Sunnah (343).
إِنَّ النَّاسَ لَمْ يَزَالُوا مُسْتَقِيمِينَ مَا اسْتَقَامَتْ لَهُمْ أَئِمَّتُهُمْ وَهُدَاتُهُمْ.
“Manusia itu senantiasa dalam kebaikan selama para imam mereka dan para pemberi petunjuk mereka beristiqamah untuk mereka.” No. 608. Sumber; Diriwayatkan Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat 3/292, al-Baladziri dalam Ansab al Asyraf 10/343.
لا يستعمل الفاجر إِلَّا فاجر. من استعمل فاجراً وهو يعلم أنه فاجر، فهو فاجر مثله.
“Tidak akan memperkerjakan orang fajir (fasiq/rusak) kecuali orang fajir. Barang siapa memperkerjakan orang fajir sementara dia mengetahui bahwa dia itu fajir maka iapun fajir sepertinya.” No. 610. Sumber: Diriwayatkan oleh Waki’ al-baghdadi dalam Akhbar al-Qudhat: 1/69; 3/209.
Denga demikian maka Balaghah Umariyyah sangat penting untuk ditelaah.
Alhamdulillah saya diberi langsung oleh penulis di Kuwait pada tanggal 22-2-2015.
Assalamualaikum….
MasyaaAllah…..Alhamdulillah…Allahu Akhbar…
Sdh Cukup.lama Rasanya ( Sejak Thn 2001 ), dlm Pencarian dan Penantian…,Jawaban dan Pembahasan yg Komprehensif Tentang Subhat dr Kitab Andalan Syiah, ” Nahjul Balaghah ”
Sejak Mengikuti Debat yg Cukup Seru dan Lama Antara Ustadz Nabhan Husein ( Aktivis & Pakar tentang Kesesatan Syiah dr Dewan Da’wah Islamiyyah Indonesia) VS Jalaludin Rakhmat ( Pentolan Syiah ) , Tentang Polemik Studi Kritis Kitab Nahjul Balaghah.
Tapi Sayang Endingnya dr Perdebatan tsb …Blm.Tuntas dan..Tdk Terkodifikasi dgn Baik.
Dan…Tanpa Terduga…Alhamdulillah .., justru Harapan tsb Muncul Kembali…dgn Hadirnya Buah Karya Ilmiah yg Luar Biasa, .Berupa ” DESERTASI” Program Doktor KH. Agus Hasan Bashori LC. M. Ag.
Tentu saja Desertasi Penulisan karya Beliau ini ” Bobot Validitasi dan Kualitas Standar Ilmiahnya” InsyaaAllah..Tdk Perlu diRagukan Lagi..!..,Untuk Dijadikan Rujukan dan Panduan..dlm Menyikapi Subhat 2 Kitab Nahjul Balaghahnya Syiah tsb..
Menariknya…Paparan beliau tsb…Juga diLengkapi dgn ” COMPARASI” nya yg Belum Banyak diketahui dan diPahami Sebagian Besar Ummat Islam..Yakni ” BALAGHAH UMARIYYAH’…..Makin KLOOP dan MANTAP saja Rasanya ..
Harapan dan Doa..
Mengingat Sangat Pentingnya Buah Karya Desertasi Doktor KH.Agud Hasan Bashori LC. M.Ag..Kalau Bisa DIBUKUKAN….Sehingga .Sebaran Manfaatnya Akan Lebih Luas.
” Jadzakallahu Khoiron Katsir ” Ustadz Doktor.KH.Hasan Bashari LC. M.Ag…Atas Karyanya tsb…dan Semoga Tetap Terus Istiqomah..Berkarya ..Mengisi dan Memenuhi Harapan Ummat…
Wallahu’alam ..Syukron
Bismillah. Semoga Disertasi S3 Syaikh Dr. Abu Hamzah Agus Hasan Bashori, Lc, M.Ag Hafidzhahulloh Ta’ala dapat segera dibukukan dan diterbitkan oleh Penerbit agar bisa dipublikasikan kepada Khalayak Umat Islam khususnya di Indonesia, semoga bermanfaat, Barokallohu fiikum
Sebelum memberi label sesat pada syiah, alangkah baiknya kita sama2 mensucikan diri. Menghindarkan akal dari hal2 yang menjerumuskan kepada tindakan kejahilan.
Dimana letak kefasihan ungkapan ini??
“Saya mengetahui kapan manusia itu baik, dan kapan manusia itu rusak. Jika fiqih itu dating dari orang kecil maka yang besar sulit menerima. Jika dating dari yang besar maka yang kecil mengikuti sehingga keduanya mendapat hidayah.”
Jika dibandingkan ungkapan2 yg terdapat di dlm kitab nahjul balaghah, sangat terasa perbedaan tingkat kefasihan nya. Setidaknya itu menurut penilaian saya yg awam ini….
Wah, apa benar2 sudah diteliti secara seksama sehingga bapak begitu yakin menyatakan bhw sanadnya tidak jelas dan tidak ada bukti kitab Nahjul Balaghah tsb adakah kumpulan ucapan dan perkataan2 Sayyidina Ali?
Padahal banyak ulama dan berbagai peneliti telah berupaya untuk menetapkan kebenaran penisbatan Nahjul Balaghah kepada Sayyidina Ali. Mereka mengumpulkan sanad-sanad riwayat dan perkataan-perkataan yang ada di dalam kitab tsb dari sela-sela puluhan kitab dan sumber klasik dalam bentuk kompilasi dengan nama Asnād wa Madārik Nahjil Balāghah.
Kitab-kitab Madārik Nahjil Balāghah wa Daf’u al-Syubuhāt anhu karya Hadi Kasyif al-Ghita, Mashādiru Nahjil Balāghah fi Madārik Nahjil Balāghah, karya Hibatuddin Syahristani, Mashādiru Nahjil Balāghah, karya Abdullah Nikmah, Asnād wa Madārik Nahjil Balāghah dan Ruwwāt wa Muhadditsin Nahjil Balāghah karya Muhammad Dasyti, Bahtsi Kutah Piramuni Madārik Nahjil Balāghah, karya Ridha Ustadi, Mashādiru Nahjil Balāghah wa Asāniduhu, karya Sayid Abdul Zahra Khatib dan Takmilah Minhāj al-Bara’ah fi syarh Nahjil Balaghah, karya Hasan Zadeh Amuli adalah kitab-kitab mandiri yang menyebutkan sanad-sanad perkataan Imam Ali as di dalam Nahjul Balāghah.
Mengenai nilai sastra dan retorika Nahjul Balāghah banyak dinukil pernyataan cendikiawan Arab. Ibnu Abil Hadid, dari ulama Ahlusunnah abad ke-7 H dan pensyarah Nahjul Balāghah berkenaan dengan penjelasan khotbah Sayyidina Ali no. 108, mengatakan, ‘satu baris Nahjul Balāghah sama dengan 1000 baris dan bahkan lebih dari pidato Ibnu Nubatah, seorang orator tersohor abad ke-4 H’. Bahkan ditempat lain dalam menanggapi perkataan orang-orang yang membandingkan perkataan Sayyidina Ali dengan Ibnu Nubatah, mengatakan bahwa perkataan dan syair-syair Ibnu Nubatah dibandingkan Nahjul Balāghah ibarat syair seorang murid di depan guru dan syair bagus di depan syair yang paling bagus.
George Jordac penulis kristen Lebanon juga memperkenalkan Nahjul Balāghah sebagai kitab yang paling tinggi retorikanya dan menganggapnya Alquran yang sedikit turun dari kedudukan aslinya. Ia yakin bahwa semua keindahan bahasa Arab dapat ditemukan dalam kitab ini. Ia juga mengatakan bahwa perkataan Nahjul Balāghah lebih rendah dari perkataan Sang pencipta (khaliq) dan lebih tinggi dari perkataan makhluk.
Pendapat ini juga dinukil dari Syihabuddin Alusi, seorang fakih dan mufasir Syafi’i. Makarim Syirazi menukil pernyataan Alusi bahwa, di dalam Nahjul Balāghah terdapat perkataan-perkataan yang hampir mencapai tahap mukjizat.