Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Agus Hasan Bashori
Puasa Arafah adalah kecintaan umat Islam, mengapa? Sebab ia adalah penghapus dosanya selama dua tahun. Lalu siapa yang merasa tidak memiliki dosa. Semua manusia berdosa oleh karena itu semuanya membutuhkan puasa hari arofah.
Imam Syafii meriwayatkan hadist Rasulullah:
«صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ السَّنَةِ وَالسَّنَةِ الَّتِي تَلِيهَا وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً»
“Puasa hari Araofah adalah penebusan dosa tahun ini dan yang berikutnya (dua tahun), sedangkan puasa Asyura` adalah penebusan satu tahun.” Lalu Imam Syafi’I berkata:
فَأُحِبُّ صَوْمَهَا إلَّا أَنْ يَكُونَ حَاجًّا فَأُحِبُّ لَهُ تَرْكَ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِأَنَّهُ حَاجٌّ مُضَحٍّ مُسَافِرٌ وَلِتَرْكِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – صَوْمَهُ فِي الْحَجِّ وَلِيَقْوَى بِذَلِكَ عَلَى الدُّعَاءِ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ يَوْمُ عَرَفَةَ
“Maka saya senang (menganjurkan) puasa Arafah kecuali kalau sedang melakukan ibadah haji, maka saya anjurkan untuk tidak berpuasa Arafah, sebab ia haji, menyembelih hewan kurban lagi musafir, dank arena Rasulullah saw tidak berpuasa Arafah saat berhaji, juga hal itu supaya kuat berdoa, dan doa yang paling utama adalah doa Arofah.” (Mukhtashar al-Muzani, 8/156; al-Hawi al-Kabir, 3/472)
Ini adalah madzhab sahabat Ibnu Umar yang menceritakan bahwa Nabi, Abu Bakar, Umar dan Usman tidak puasa saat wukuf di Arofah. (al-Hawi, 3/473)
Imam al-Mawardi menjelaskan: Doa hari Arofah itu di akhir harinya (sore), bisa jadi puasa melemahkan seseorang dari berdoa di dalamnya.” (al-Hawi al-Kabir, 2/517)
Imam Ahmad al-Mahamili al-Syafi’I menyebutkan bahwa puasa arofah bagi jamaah haji adalah salah satu dari 10 macam puasa makruh. (al-Lubab fi al-Fiqh al-Syafi’I, 191)
Jadi di hari Arofah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah itu ada dua kelompok orang:
Ini termasuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama persatuan dan agama universal. Dimana manusia di seluruh Negara Islam di dunia ini, yang harinya sama melakukan satu syiar terbesar yaitu haji, dan haji adalah Arofah, dimana di seluruh dunia merayakannya dengan wukuf di Arofah bagi yang haji dan dengan puasa bagi yang berhaji. Kemudian dilanjut dengan shalat hari raya idul adhha, kemudian menyembelih dam nusuk bagi jamaah haji dan menyembelih hewan kurban bagi yang tidak haji.
Allahu Akbar! Sungguh agung agama ini.
Keagungan kedua dari agama ini adalah “raf’ul haraj” (mengangkat kesulitan), artinya agama ini mudah dan Allah adalah pemurah. Seandainya jamaah haji salah wukufnya di Arofah (tidak tepat pada tanggal 9 karena salah bukan karena sengaja) maka wukufnya dan hajinya pun tetap sah. Yang penting telah berusaha untuk melihat hilal pada awal Dzul hijjah. Imam Syafi’I meriwayatkan: ibnu Juraij bertanya kepada Atha` tentang seseorang haji ternyata manusia salah tentang hari Arofah, maka apakah hajinya sah? Imam Atha` menjawab: ya demi Allah ia mencukupinya. Imam Syafii berkata: menurut saya dia berkata: Rasulullah bersabda:
«فِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُونَ، وَأَضْحَاكُمْ يَوْمَ تُضَحُّونَ» أَرَاهُ قَالَ: “، وَعَرَفَةُ يَوْمَ تَعْرِفُونَ “.
“Hara raya idul fitri kalian adalah pada saat kalian berbuka, hari raya idhul adha kalian adalah hari dimana kalian menyembelih kurban .” menurut saya beliau bersabda: “dan hari Arofah adalah hari dimana kalian wukuf di Arofah.” (al-Umm, 1/264)
Mengapa tetap sah walau salah? Imam Syafi’I menjawab:
إنَّمَا كُلِّفُوا الظَّاهِرَ فِيمَا يَغِيبُ عَنْهُمْ فِيمَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Sebab mereka dibebani perintah secara zhahir (lahir)dalam hal yang ghaib dari mereka tentang apa yang ada diantara mereka dan Allah Azza wajalla.” (2/142)
Misalnya sudah berusaha melihat hilal tapi mendung lalu digenapkan bulan sebelumnya atau berusaha melihat hilal lalu ada yang bersaksi telah melihat hila dan disumpah kemudian dikemudian hari diketahui ternyata salah, maka wukufnya sah, puasanya sah, hajinya sah.
Inilah al-hanifiyyah al samhah, agama yang lurus dan mudah.
Maka begitu pula ketika terjadi khilaf dalam melakukan puasa Arofah, seperti kasus tahun 1439 ini; Jamaah haji wukuf di Arofah kemarin Senin 20 Agustus 2018, sehingga banyak di Indonesia yang berpuasa Arofah, dan hari ini sudah ada yang berhariraya.
Sementara resminya di Indonesia baru hari ini Selasa 21 Agustus puasa Arofah, di saat jamaah haji berhariraya. Jadi di Indonesia puasa Arofah ada dua hari. Bagaimana ini? Rahmat Allah sangat luas, keduanya adalah ibadah yang sah, masing-masing hasil ijtihad para ulama dalam rangka mengamalkan sunnah Nabi saw.
Walaupun idealnya, adalah bersama dan bersatu dengan jamaah haji, sebagaimana hal itu kerap terjadi, hari Arofah dan hari raya Idul Adhha bersamaan atara Arab Saudi dan Indonesia, secara kebetulan. Maka alangkah bagusnya kalau itu terjadi karena kesadaran dan kesepakatan bersama. Sungguh akan bertambah besar dan bertambah syiar hari raya idul adha ini, sehingga semangat Agama Islam sebagai “Agama rahmatan lil’alamin, agama universal, agama persatuan lebih berasa. Apalagi dizaman globalisasi seperti sekarang ini.
Semoga puasa Arofah tahun depan bersama-sama dengan jamaah haji yang wukuf di Arofah.
Dan semoga puasa kita serta ibadah kita diterima oleh Allah swt.
تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال
——————————————–
*Penetapan Idul Adha 1439H di Sejumlah Negara*
■ *Selasa, 21 Agustus 2018*
◆ Aljazair
◆ Arab Saudi
◆ Bahrain
◆ Irak
◆ Kuwait
◆ Lebanon
◆ Lybia
◆ Mesir
◆ Oman
◆ Palestina
◆ Qatar
◆ Sudan
◆ Suriah
◆ Tunisia
◆ Turki
◆ Uni Emirat
Arab
◆ Yaman
◆ Jordania
▪ *Rabu, 22 Agustus 2018*
◆ Australia
◆ Afrika Selatan
◆ Bangladesh
◆ Brunei
◆ *INDONESIA*
◆ Inggris
◆ Iran
◆ Jepang
◆ Maladewa
◆ Malaysia
◆ Mauritania
◆ Maroko
◆ Nepal
◆ Pakistan
◆ Singapura
◆ Sri Lanka
_*KOMPAS*_, Sabtu,18 Agustus 2018, hal.14,
*Sains, Lingkungan & Kesehatan*